ASWAJA DILIHAT DARI ASPEK PARA PENGIKUTNYA
1. Sholat 5 waktu dengan berjama’ah.
2. Tidak menilai salah satu sahabat dengan penilaian negatif.
3. Tidak memberontak pemerintahan yang sah.
4. Tidak ragu keimanannya (iman yang mantap).
5. Beriman kepada qodlo’ dan qodar yang baik maupun yang buruk dari Allah SWT.
6. Tidak menentang ketentuan agama Allah.
7. Tidak mengkufurkan orang islam.
8. Tidak meninggalkan sholat atas orang yang mati dalam keadaan Islam.
9. Membasuh khuffain (semacam sepatu) pada waktu wudlu sebagai pengganti membasuh kaki pada waktu bepergian.
10. Mau melakukan sholat berjama’ah dibelakang imam yang baik (kulli birrin wa fajirin)
GOLONGAN YANG TIDAK TERMASUK ASWAJA
1. Golongan Mu’tazilah.
Didirikan oleh Wasil Bin Atto’ mereka berpendapat :
a. Allah tidak mempunyai sifat.
b. Manusia itu dapat menciptakan amal perbuatan.
c. Ukuran baik buruk ditentukan oleh akal.
d. Allah wajib memberi pahala orang yang taat.
e. Syafa’at nabi itu tidak ada.
2. Golongan Syi’ah
Golongan yang mengkultuskan / mendewa-dewakan S. Ali Bin Abi Thalib)
Golongan Syi’ah didirikan oleh Abdulah Bin Saba’
Mereka berpendapat :
a. S. Ali Bin Abi Thalib adalah Tuhan / rasul.
b. Kawin kontrak itu diperbolehkan.
c. Para nabi & para pemimpin adalah ma”shum.
d. S. Abu Bakar, Umar Bin Khotob, Utsman Bin Affan telah merebut dan merampas hak kholifah yang semestinya dipegang S. Ali Bin Abi Thalib.
3. Golongan Khowarij
(golongan yang sangat membenci S. Ali Bin Abi Thalib)
Golongan khowarij didirikan oleh Nafi’ bin Arzaq mereka mengajarkan beberapa faham diantara ajarannya adalah :
a. Semua dosa adalah besar dan orang yang berdosa besar adalah kafir.
b. Semua orang yang tidak mengikuti ajarannya dianggap kafir.
c. Menghilangkan hukum rajam bagi orang yang berzina.
d. Mengkufurkan S. Ali Bin Abi Thalib, S. Tholhah, S. Zubair, Siti Aisyah, S. Abdullah bin Abbas dll.
e. Mengingkari S. Yusuf dan Al-Qur’an.
4. Golongan Murji’ah
didirikan oleh : Jahm bin Sofwan.
Mereka mengajarkan dengan ajaran :
a. Rukun iman itu hanya dua yakni mengenal Allah dan Rasulnya.
b. Orang yang sudah mengenal Allah dan rasulnya maka berbuat maksiat atau dosa itu tidak dilarang.
5. Golongan Najjariyah
didirikan oleh Muhammad Bin Husain An – Najjar diantara ajarannya adalah :
a. Allah tidak mempunyai sifat.
b. Orang yang berbuat dosa itu masuk neraka. Karena syafa’at dan ampunan Allah itu tidak ada.
6. Golongan Jabbariyah
Didirikan oleh Lahalut Al-“Asham dan Jhem bin Sofwan.
Diantara ajarannya adalah :
a. Tidak ada gunanya ikhtiar bagi mahluq segalanya tergantung kepada Allah SWT.
b. Manusia tidak mempunyai daya untuk mencipta baik/buruk.
c. Iman cukup didalam hati dan tidak usah diikhtiarkan dengan lesan (ucapan)
7. Golongan Musabbihah / Mujasimah.
Adalah golongan yang menyamakan Allah dengan mahluq, didirikan oleh Ibnu Taimiyyah diantara ajarannya adalah :
a. Allah mempunyai tangan, kaki, hidung, mata dll seperti halnya mahluq.
b. Allah itu bertempat dilangit.
Oleh karena itu jika kita uraikan hal diatas apabila kita hubungkan dengan hadis nabi SAW bahwa golonganku akan pecah menjadi 73 golongan (firqoh) dengan perincian sbb :
1. Golongan Mu’tazilah 20 Firqoh.
2. Golongan Syi’ah 22 Firqoh.
3. Golongan Khowarij 20 Firqoh.
4. Golongan Murji’ah 5 Firqoh.
5. Golongan Najjariyah 3 Firqoh.
6. Golongan Musabbihah / Mujassimah 1 Firqoh.
7. Golongan Jabbariyah 1 Firqoh.
8. Golongan Ahlussunah Wal Jama’ah 1 Firqoh
Jumlah 73 Firqoh
ASWAJA PERSPEKTIF HISTORIS
Dilihat dari Prinsip dan Sikap penganut Aswaja :
1. Masa Rasulullah
Pada masa itu umat Islam adalah unat yang satu dan tidak ada perselisihan dalam aqidah dan amalan. Hal ini karena masih adanya wahyu (Al-qur’an) dan Nabi masih ada sebagai sumber hukum langsung dapat ditanyakan kepada Beliau.
2. Masa Khulafaur Rosyidin
Ketika Rasulullah wafat hari Senin 13 R. Awwal 11 H / 632 M, maka kosonglah kepemimpinan umat Islam. Maka diadakan musyawarah untuk mufakat (sikap tawasut, tawazun dan tasamuh) karena dari masing-masing golongan mengusulkan calon pemimpin mereka seperti dari golongan Anshor : Sa’ad bin Ubadah dari golongan Muhajirin : Abu Bakar Ash-Shidiq, dan dari golongan Bani Hasyim : Ali Bin Abi Thalib. Dan setelah terjadi perdebatan yang sangat panjang hingga akhirnya terjadi kesepakatan S. Abu Bakar Ash – Shidiq menjadi Khalifah yang pertama dan dibaiat pada tanggal 13 Ra. Awwal 11 H / 632 M. Inilah awal perselisihan diantara para sahabat, tapi perselisihan zaman kholifah Abu Bakar hanya bersifat untuk membela orang-orang kaya dan kelompok. Seperti para nabi Palsu dan orang –orang yang tidak mau membayar zakat. Orang-orang tersebut adalah :
a. Musailamah Al – Khadzab dari bani Hanifah.
b. Thulaihah bin Khuwalaid dari bani As’ad.
c. Aswad Al – Ansi dari Yaman.
d. Saj’ah Tamimiyah dari tamim.
Setelah menjadi khalifah 2 tahun 3 bulan, maka wafatlah S. Abu Bakar dalam usia 63 tahun. Kemudian diangkatlah S. Umar Bin Khottob sebagai kholifah kedua pada tahun 13 H / 634 M, pada masa ini tidak nampak peselisihan dan perpecahan kecuali perselisihan dari orang-orang yang tidak diakui kebenarannya karena tidak berstandart dalil-dalil yang Shohih.
Sehingga pemerintahan S. Umar yang hanya 10 tahun 6 bulan 4 hari mampu memperluas Islam sampai daerah Syiria, Palestina, Irak, Persia & Mesir.
Ketika S. Umar sakit dan mendekati ajalnya (akibat tusukan Abu Lu’lu’ah 6 kali) beliau menunjuk S. Utsman bin Affan , S. Ali bin Abi Thollib, S. Zubair bin Awwam , S. Sa’ad bin Abi Waqoa, S. Abdur Rohman bin Auf dan S. Tolhah bin Ubaidillah untuk bermusyawarah memilih kholifah ketiga dan terpilih S. Utsman bin Affan menjadi khalifah pada tahun 23 H / 644 menggantikan S. Umar (meninggal usia 63 tahun).
Pada masa ini mulai bermunculan perbedaan pendapat karena sistem pemerintahan menggunakan sistem famili, walaupun masih tetap mempertimbangkan kemampuan dan skill serta profesionalisme baik dalam kemampuan bidang agama maupun pemerintahan. Pada tahun 35 H/ 656 M S. Utsman meninggal akibat perpecahan umat Islam dan akibat dari orang-orang yang tidak menyukai sistem yang beliau terapkan.
Setelah S. Utsman Wafat dalam usia 72 tahun dan menjadi kholifah selama 12 tahun, maka terjadilah kekacauan di Madinah selama 5 hari, kemudian S. Abdullah bin Saba’ (pemimpin Mesir) menunjuk S. Ali bin Ali Thollib sebagai kholifah keempat oleh karena itu pada tanggal 23 juni 656 M / 35 H, S. Ali bin Abi Thallib disumpah menjadi kholifah menggantikan Utsman, pada masa ini umat Islam pecah menjadi 3 golongan :
1. Golongan yang mendukung dan mengasihi Ali bin abi Thallib : SYI’AH.
2. Golongan yang merusak dan membantai S. Ali bin abi Thalib : KHOWARIJ.
3. Golongan acuh / apriori terhadap Ali bin Abi Thallib.
Dari kelompok yang mendukung S. Ali pecah menjadi dua golongan.
a. Golongan yang menuntut agar Ali menindak pembunuh Utsman.
b. Golongan yang menuntut agar menenangkan keadaan setelah keadaan tenang baru menindak pembunuh Utsman.
Perselisihan yang tidak dapat dicari titik temu akhirnya menjadi peperangan antara pendukung S. Ali dengan pendukung Utsman yang dipimpin S. Mu’awiyyah bin abi Sofyan yang berakhir pengakuan S. Mu’awiyyah sebagai pengganti S. Ali bin abi thallib.
S. Ali bin Abi Thallib memerintah selama 4 tahun 9 bulan, banyak umat Islam menjadi pecah beberapa golongan, hal ini disebabkan karena faktor semakin banyaknya umat Islam yang sampai kepenjuru dunia dan semakin banyaknya pemahaman didalam mengartikan / mentafsir kan Al-qur’an dan Hadist Nabi.
3. Masa Tabi’in
Setelah terjadi perpecahan yang banyak dianara beberapa golongan yang dinilai oleh sekelomok orang banyak menyimpang maka timbul golongan yang mengaku ada beberapa kebenaran. 1. Golongan Mu’tazilah dan 2. Golongan Jabbariyah.
Pada masa itu muncul reaksi terhadap ajaran Mu’tazilah dan Jabbariyah yaitu semenjak Imam Al Asy’ari memisahkan diri dari ajaran Al-Juba’i (guru sekaligus ayah tiri) seorang guru besar Mu’tazilah yang mengajarkan bahwa manusia itu mempunyai kekuatan dari dalam dirinya, Allah hanya berbuat baik dan bagus dll.
Pemikiran baru yang dikemukakan oleh Imam Al-Asy’ari yang kemudian disempurnakan Imam Al – Maturidi dan inilah yang kemudian menjadi pijakan para pengikutnya hingga kini yang disebut dengan ASWAJA.
Pendapat – pendapat imam Mujtahid inilah yang menjadi rumusan kalau dalam bidang :
a. Fiqih mengikuti salah satu madzab 4 (empat)
b. Tauhid mengikuti salah satu Imam AL- Asy’ari dan AL Maturidi.
c. Tasawwuf mengikuti rumusan imam Al – Junaidi.
4. Akhir Abad ke 7 H
Pada tahun 671 lahir seorang tokoh bernama Ibnu Taimiyyah yang mengajarkan pendapat – pendapat yang menyimpang diantaranya :
a. Ziarah ke Makam Nabi adalah Ma’siyat.
b. Menyatakan talak / cerai sekaligus tiga kali tidak jadi talak tiga.
Ibnu Taimiyyah akhirnya dipenjara dan meninggal dipenjara tahun 728 M, namun ajarannya secara diam-diam diajarkan oleh para pengikutnya.
5. Pertengahan Abad 12 H
Pada tahun 111 M lahir seorang tokoh Wahabby yaitu Muhammad bin Abdul Wahab. Dia menganut ajaran Ibnu Taimiyah bahkan ditambah dengan pendapat-pendapatnya sendiri antara lain :
a. Menetapkan anggota tubuh bagi Allah.
b. Allah berada pada ruang dan gerak.
c. Tidak boleh taqid kepada madzab 4.
d. Mengharamkan tawasul dan mengharamkan ziarah kubur.
6. Masa Wali Songo (Abad 14 – 16)
Pada Tahun 1404 M datang seorang Ulama bernama Syekh Maulana Malik Ibrohim / Syekh Maghribi yang berasal dari Turki (riwayat lain dari Gujarat) menyebarkan Islam ditanah Jawa tepatnya di Gresik. Setelah mempunyai pengikut cukup banyak beliau mendirikan pondok pesantren dan masjid.
Konon kabarnya beliau mendapat bantuan dari raja cermain dalam membangun dan mendirikan Pon.Pes di Gresik. S. Maulana Malik Ibrohim (S. Gresik) itu tidak hanya ahli dalam bidang agama saja, beliau juga ahli dalam bidang perekonomian. Ini terbukti peningkatan ekonomi pertanian sangat maju di Gresik.
Pada tahun 1401 M lahir seorang putra bernama R. Rahmatullah (Sunan Ampel) dinegeri Cempa.
Salah satu ajarannya yang terkenal adalah Falsafah “ MOLIMO “ yaitu :
1. emoh main (tidak mau judi)
2. emoh mendhem (tidak mau minum yang memabukkan)
3. emoh madat (tidak mau minum/menghisap candu/ narkoba) (S.Q. Al – Maidah 90)
ياايها الذين امنوا انماالخمر والميسر والانصاب والازلام رجس من عمل الشيطان فاجتنبوه لعلكم تفلحون
4. emoh maling
sesuai dengan Al-Qur’an yang artinya : “ Jika umatku tidak berbuat korupsi, maka tidak ada musuh yang dapat mengalahkan untuk selamanya. (H.R. Ath. Thabrani)
5. emoh madon
sesuai dengan Al-Qur’an yang artinya : “ Dan janganlah kamu mendekati Zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk “.
Dari sejarah walisongo tiga yang terkenal dengan sebutan orang yang keras didalam mengambil hukum dan tidak mau kompromi dengan adat istiadat, animisme dan dinamisme beliau adalah : S. Ampel, Derajat dan Giri.
Sedangkan sunan Bonang, Kalijaga, Gunung Jati, Kudus, dan Muria didalam menyiarkan agama Islam masih menerima adat setempat, tapi berusaha mengikis adat istiadat yang bertentangan dengan agama Islam sementara adat yang sulit dihilangkan sementara dibiarkan agar tidak terjadi usaha kekerasan didalam penyebaran Islam.
Secara singkat peranan Wali Songo didalam menyebarkan agama Islam di Indonesia itu sangat toleran terhadap perbedaan pandang (tasamuh) asal tidak menyimpang dari koridor islam itu sendiri.
Adapun ajaran walisongo yang sampai sekarang diantaranya adalah :
1. Tahlil mulai 3 hari, 7, 40, 100, mendak I, II, III dan 1000 hari.
2. Ziarah kubur (S. Giri ziarah pada makam ibunya Puri Sekar dadu di Blabangan)
3. Mengadakan Peringatan Hari Besar Islam dengan berbagai acara (S.Kalijogo mengadakan Gong Sekaten dan Grebeg maulud pada malam 12 R. Awwal)
4. Tarawih 20 rekaat.
5. Adzan jum’ah 2 kali.
6. Sholat shubuh memakai qunut.
7. Tawassul dan tabarruk dengan berbagai cara.
8. Sedekah sebelum hajatan.
9. Membaca kitab al – barjanji, manaqib dan lain-lain.
BEBERAPA AJARAN KEIMANAN ASWAJA
1. Orang yang meyakini dengan hatinya dan menyatakan dengan lesannya (membaca Syahadatain) dan konsekwen menjalankan ajaran agama, keimanan yang seperti itu adalah keimanan yang sempurna dan langsung masuk surga.
2. Orang yang meyakini dengan hatinya dan menyatakan dengan lesannya (membaca syahadatain) belum melaksanakan seluruh ajaran agama dan sering melakukan dosa besar. Orang seperti ini bisa masuk surga setelah dimasukkan neraka dan keimanan seperti ini belum sempurna.
3. Orang yang meyakini dengan hatinya, lesannya membaca syahadat, tapi sama sekali tidak mengamalkan ajaran agama imannya termasuk iman yang ringan.
4. Orang yang meyakini dengan hatinya, tapi belum pernah membaca syahadatain juga tidak mengamalkan ajaran agama. Iman seperti ini adalah keimanan yang paling rendah derajatnya.
5. Sifat Allah maha Esa menurut ASWAJA. Allah itu Esa (tunggal) Dzat – Nya, sifat-sifat-Nya dan Esa dalam perbuatannya.
لم يلد ولم يو لد
Allah itu Esa tidak beranak dan diperanakkan.
6. Orang yang hatinya tidak meyakini, tapi membaca syahadatain dan tidak melaksanakan ajaran agama ia disebut munafiq.
- Didunia kita perlakukan sebagai adanya (menurut pengakuannya)
- Tetapi diakherat orang munafiq termasuk ahli neraka.
ان المنا فقين في الدرك الأ سفل من النا ر
Bagikan
ASWAJA Dilihat Dari Aspek Para Pengikutnya
4/
5
Oleh
Unknown